0
Menteri Agama: Doa Berbayar Tidak Dibenarkan
Posted by kemenag hima an
on
2/28/2014 09:33:00 PM
in
Berita
VIVAnews - Menteri Agama, Suryadharma Ali
mengatakan, program doa berbayar yang sempat membuat heboh dunia maya
beberapa waktu lalu itu tidak dibenarkan.
"Itu sama sekali tidak bisa dibenarkan, ada doa berbayar. Tidak ada
orang yang paham agama, dia berdoa dan dia minta uang, jadi berdoa
berbayar itu orang yang tidak paham agama," ujar Suryadharma Ali,
disela-sela acara pelepasan ribuan peserta gerak jalan dalam rangka
kerukunan beragama nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama,
Minggu 5 Januari 2014.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menghiraukan ajakan doa
berbayar tersebut. Meskipun dalam program itu disebutkan akan didoakan
di hadapan Ka'bah, yang merupakan tempat suci bagi umat Islam, barang
siapa yang berdoa di sana maka niscaya akan dikabulkan doanya.
Namun, Suryadharma menjelaskan, Kementrian Agama tidak dapat
melakukan tindakan apapun terkait program tersebut. "Kementrian Agama
kan bukan penegak hukum, kalau ada laporan dari pihak-pihak tertentu,
kepolisian tentu akan memproses. Kemenag hanya menegaskan bahwa itu
tidak benar," katanya.
Sebelumnya, Dunia maya digemparkan dengan adanya program menitipkan
doa dengan memberikan sedekah minimal Rp100 ribu yang diusung oleh
perencana keuangan Ahmad Gozali.
Kata Gozali, program Titip Doa idenya sangat sederhana yakni,
menggairahkan orang untuk bersedekah. Dengan menggunakan momentum Gozali
yang juga Dewan Pembina Sedekah Harian pergi ke Tanah Suci (Mekkah),
program-program tersebut dibeberkan di media sosial, twitter.
Ahmad Gozali bersama para anggota komunitasnya mengajak masyarakat
yang ingin menitipkan doa dimintai sedekah minimal Rp100 ribu ditambah
Rp2.014.
Donatur yang bersedekah akan didoakan Ahmad Gozali yang saat ini
sedang menunaikan ibadah umroh yang berlangsung dari 31 Desember hingga 7
Januari 2014.
Disharmoni sosial
Wakil Presiden Boediono melepas peserta acara gerak jalan dalam
rangka memperingati hari lahir Kementerian Agama. Acara yang diikuti
oleh ribuan peserta ini, dimulai dari Barat Daya Silang Monas lalu
menuju Jalan MH Thamrin ke arah Bundaran Hotel Indonesia (HI) lalu
berputar dan kembali ke Monas. Finish gerak jalan ini berdekatan dengan
tempat start, hanya di ruas jalan atau arah sebaliknya. Jarak yang
ditempuh oleh peserta sekitar 10 kilometer.
Suryadharma Ali menjelaskan pihaknya akan terus menggalakan
kegiatan kerukunan beragama. "Saat ini kan karena ada ketersinggungan
identitas, ada tawuran, ini yang sangat penting dalam rangka mengokohkan
kerukunan beragama," tuturnya.
Dia berharap kerukunan akan terjadi, tidak hanya bagi sesama
pemeluk agama, tetapi juga rukun antar budaya, peradaban, suku, kampung.
"Agama jangan dijadikan pintu masuk untuk menciptakan kekeruhan,
disharmoni sosial. Kita kan masyarakat plural, keberagaman jangan
dijadikan kelemahan, tapi jadi kekuatan untuk membangun Indonesia jadi
lebih baik," ujarnya.