Sinopsis
Dauru as syababu fi hamili risalatil Islam (peranan pemuda di dalam
membawa risalah Islam) menjelaskan beberapa potensi yang dimiliki pemuda
(pelajar) sehingga dengan potensi yang dimiliki pemuda dapat
dikembangkan melalui pembekalan seperti tarbiyah. Potensi pemuda ini
dapat digerakkan hingga mencapai objektif yang dikehendaki.
Peranan pemuda dirasakan penting karena pemuda mempunyai beberapa
potensi misalnya bathul himmah fi at tasaaulat (membangkitkan himmah di
dalam menimbulkan persoalan), naqlul ajyaal (memindahkan generasi),
istibdaalul ajyal (menukar generasi), tajdid maknawiyah al ummah
(memperbaharui maknawi ummat) dan anasir ishlah (unsur perubah).
Tazawwud (membekalkan) pemuda agar potensinya berkembang melalui at
tarbiyah al fitriah, al hikmah wal ilmu dan pembentukan as syakhsiyah al
qiyadiyah al jundiyah. Dengan keadaan demikian maka (ter)wujud
pemuda-pemuda yang bergerak (at taharuk).
Hasiyah
1. Dauru as syababu fi hamili risalati Islam
Syarah
o Risalah Islam atau apapun bentuk mesej perubahan hanya dapat
dilaksanakan oleh para pemuda. Sepanjang perjalanan sejarah manusia dari
nabi Adam As hingga kepada Nabi SAW dan diteruskan hingga hari ini
membuktikan bahwa perubahan-perubahan senantiasa dipelopori oleh pemuda.
Pemuda yang potensial di masa sekarang ini adalah mereka yang berkumpul
sebagai pelajar/mahasiswa.
o Selain perjuangan Islam juga perjuangan lainnya dimotori oleh pemuda
atau pelajar. Banyak contoh revolusi-revolusi di sebagian besar negara
hingga jatuhnya Presiden Soeharto di Indonesia adalah realita (bukti)
nyata peranan pelajar (pemuda). Pelajar dengan potensi yang dimilikinya
menjadi sesuatu yang ditakuti oleh pihak penguasa zalim. Dakwah Islam
oleh Nabi SAW juga dipelopori oleh pemuda seperti Ali bin Abi Thalib,
Mushab bin Umair, Usamah bin Zaid dan sebagainya.
o Pemuda dalam konteks saat ini adalah para pelajar di sekolah dan di
PT. Mereka adalah pemuda yang strategik. Selain itu pemuda boleh juga
bukan pelajar yang berumur 15 tahun hingga dewasa umur 45 tahun.
Walaupun demikian pelajar merupakan nyawa gerakan pemuda dan masyarakat.
o Kehadiran pemuda atau pelajar sangat dialu-alukan bagi menyongsong
suatu perubahan dan pembaharuan. Aksi reformasi di segala bidang juga
mesej pemuda dalam membawa masyarakat madani. Perubahan yang dibawa oleh
pemuda ini tidak mungkin dapat dibawa oleh orang tua ataupun anak-anak.
Potensi pemuda yang dimiliki oleh pemuda dan pelajar dapat membawa
kepada kejayaan.
o Beberapa potensi pemuda yang dapat berperan mengadakan perubahan
adalah bathul himmah fi at tasaulat (membangkitkan himmah dalam
menimbulkan persoalan), naqlul ajyaal (memindahkan generasi),
istibdaalul ajyal (menukar generasi), tajdid maknawiyah al ummah
(memperbaharui maknawi ummat) dan ansir ishlah (unsur perubah)
.
2. Bathul himmah fi at tasaaulat (membangkitkan himmah dalam menimbulkan persoalan)
o Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS dan nabi-nabi lainnya
yang masih pemuda seringkali memberikan persoalan dan kritik kepada apa
saja yang berlaku di sekitarnya. Para pemuda kerap menimbulkan
pertanyaan terhadap perkara-perkara yang tidak betul, tidak benar dan
tidak adil. Keadaan yang tidak sesuai ini biasanya dijadikan sebagai
suatu tempat kritikan atau persoalan pemuda. Potensi membangkitkan suatu
persoalan ini adalah ciri pertama kenapa pemuda ini dapat melakukan
perubahan.
o Pemuda tidak akan senang dengan sesuatu yang sudah dicapainya. Pemuda
juga tidak dapat tenang melihat ketidakadilan. Bagaimana juga peranan
pemuda ini sangat penting, lebih khususnya dalam membentuk budaya dan
arus perdana di kampus dan di masyarakat.
o Persoalan yang menghujat ini dapat menggerakkan pemuda dan juga dapat
menjatuhkan kerajaan yang zolim. Persoalan perlu selalu dimunculkan
sehingga dapat menjadikan sesuatu yang tidak baik diusahakan
perbaikannya.
Dalil
o 21:52 ; Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah
hakikatnya patung-patung ini yang kamu sungguh-sungguh memujanya?”
o 21:67 ; “Jijik perasaanku terhadap kamu dan apa yang kamu sembah
selain Allah! Maka mengapa kamu tidak mau menggunakan akal fikiran
kamu?”
o 26:69-70 ; Dan bacakanlah pula kepada mereka perihal Nabi Ibrahim.
Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apa yang kamu sembah?”
o 10:83-84 ; Maka tidaklah ada yang beriman kepada Nabi Musa melainkan
sebilangan kecil dari keturunan kaumnya, itupun dalam keadaan takut
kepada Fir’aun dan ketua-ketua kaum mereka menyiksa mereka; karena
sesungguhnya Fir’aun merajalela di muka bumi, dan sebenarnya ia dari
orang-orang yang melampaui batas. Dan Nabi Musa berkata (kepada
kaumnya):”Wahai kaumku! Kalau kamu sungguh-sungguh beriman kepada Allah,
maka hendaklah kamu berserah diri kepada-Nya, jika kamu benar-benar
orang Islam “.
3. Naqlul ajyaal (generasi penerus)
o Generasi tua atau generasi pemegang kepimpinan di dalam kerajaan,
dakwah atau masyarakat tentunya akan semakin tua dan mungkin mati.
Keadaan demikian perlu ada generasi penerus yang menggantikan peranan
pemimpin sebelumnya. Keadaan ini adalah suatu yang logis. Siapakah
penggantinya maka jawabannya adalah pemuda atau pelajar yang potensial.
Kepemimpinan, kerajaan dan sebagainya perlu dilanjutkan ke generasi
berikutnya.
o Generasi ibu bapak perlu digantikan oleh generasi anaknya, begitupun
seterusnya diganti kepada cucunya. Di tengah masyarakat dan
organisasipun berlaku demikian, yaitu perubahan pimpinan kepada generasi
seterusnya yang masih pemuda atau pelajar.
Dalil
o 52:21 ; Dan orang-orang yang beriman yang bibawa oleh Zuriat
keturunannya dalam keadaan beriman, Kami hubungkan (himpunkan) Zuriat
keturunannya itu dengan mereka (di dalam surga); dan Kami (dengan itu)
tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka; tiap-tiap
manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya.
o 25:74 ; Dan juga mereka (yang diridhoi Allah itu ialah orang-orang)
yang berdoa dengan berkata:”Wahai Tuhan kami, berilah kami dari
isteri-isteri dan Zuriat keturunan kami; (generasi pengganti)
perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
4. Istibdaalul ajyal (generasi pengganti)
Syarah
o Memindahkan generasi berarti menggantikan pemimpin sebelumnya dengan
meneruskan semua program-program yang telah dirancang sebelumnya.
Manakala menukar generasi disebabkan generasi berikutnya tidak baik atau
kurang berjaya sehingga diperlukan penukaran generasi kepada generasi
yang baru. Allah SWT menyebutkan bahwa orang yang tidak beriman ini akan
digantikan oleh orang yang beriman, begitu juga yang terjadi di negara
atau kerajaan, dimana raja atau PM/presiden tidak berbuat adil, jujr dan
amanah maka kepemimpinan sebelumnya perlu diganti oleh yang baru.
Dalil
o 5:54 ; Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa diantara kamu yang
murtad dari agamamu, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
sayang kepada mereka dan mereka sayang kepada Allah; bersifat lemah
lembut terhadap orang beriman dan tegas terhadap orang-orang kafir,
mereka berjihad di jalan Allah, dan mereka tidak takut terhadap celaan
orang-orang yang suka mencela. Yang demikian itu ialah karunia dari
Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya; sesungguhnya Allah maha
luas karunian-Nya lagi maha mengetahui.
o 47:38 ; (Ingatlah), kamu adalah orang yang bertabiat demikian- kamu
diseru supaya membelanjakan sedikit dari harta kamu di jalan Allah, maka
ada diantara kamu yang berlaku bakhil, padahal siapa yang bakhil maka
sesungguhnya ia hanya bakhil kepada dirinya sendiri. Dan (ingatlah)
Allah Maha kaya , sedang kamu semua orang-orang miskin. Dan jika kamu
berpaling (dari beriman, bertawa, dan bersedekah) Ia akan menggantikan
kamu dengan kaum yang lain;setelah itu mereka tidak akan seperti kamu.
5. Tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi ummat)
Syarah
o Siapakah yang dapat bergerak untuk memperbaharui maknawiyah ummah.
Jawabannya adalah pemuda atau pelajar. Pemuda dengan potensi yang
dimiliki, semangat yang berkobar-kobar, jasad yang kuat, pemikiran yang
cerdas dapat memperbaharui maknawiyah ummat. Usaha pembaharuan ini
adalah dengan memberikan dakwah, tarbiyah dan jihad. Usaha-usaha pemuda
demikian dapat memperbaharui maknawiyah ummat.
o Orang tua tidak akan mungkin dapat melaksanakan peranan ini begitu
juga para anak-anak tidak dapat berperanan secara efektif. Hanya pemuda
yang dapat menjalankan peranan perubahan ini.
Dalil
o 2:246 ; Tidakkah engkau ketahui (wahai Muhammad), tentang (kisah)
ketua-ketua dari Bani Israil sesudah (wafatnya) Nabi Musa, ketika mereka
berkata kepada seorang Nabi mereka:”Lantiklah seorang raja untuk kamu,
supaya kami boleh berperang (bersama-sama dengannya) di jalan Allah”
Nabi mereka menjawab:”Tidakkah harus, jika kamu kelak diwajibkan
berperang, kamu tidak akan berperang?,” Mereka berkata:”Mengapa kami
tidak akan berperang di jalan Allah, sedang kami telah diusir dari
kampung halamankami, dan dari anak-anak kami?” Maka apabila perang itu
diwajibkan atas mereka, mereka membelakangkan kewajiban itu, kecuali
sebagian kecil dari mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan
orang-orang yang zolim.
o 2:247 ; Dan Nabi mereka berkata kepada mereka:”Sesungguhnya Allah
telah melantik Talut menjadi raja bagi kamu. Mereka menjawab:”Bagaimana
dia mendapat kuasa memerintah kami sedang kami lebih berhak dengan
kekuasaan itu daripadanya, dan ia tidak diberi keluasan harta kekayaan?”
Nabi mereka berkata:”Sesungguhnya Allah telah memilihnya (Talut)
menjadi raja kamu, dan telah mengaruniakannya kelebihan ilmu pengetahuan
dan kekuatan fisik”. Dan (ingatlah), Allah juga yang memberikan
kekuasaan kepada siapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas
(rahmat-Nya dan karunia-Nya), lagi Maha Mengetahui.
-Sumber: http://yuari.wordpress.com/2008/01/31/peranan-pemuda-dalam-membawa-risalah-islam/- Semoga bermanfaat ..:)